PONDOKAN KIKI
PONDOKAN KIKI,,,adalah layanan kos mahasiswa PUTRI yang terletak di Jl Cendrawasih Baru No 2 Pekanbaru Riau hanya berjarak 100 m dari Universitas Riau.
Pondokan dilengkapi dengan WIFI yang mempunyai speed sd 100 Mbps dan juga dilengkapi dengan lapangan Batminton,,,tersedia Air Galon Isi ulang dan Toko Penjualan semua Pulsa Operator dan Token PLN.
Senin, 23 Maret 2015
Senin, 19 September 2011
Telkom konsisten lakukan edukasi di banyak lokasi dengan varian program yang menarik'
Memintarkan masyarakat dalam memanfaatkan ICT – Information, communication and technology – maka peran edukasi menjadi sangat penting. Untuk itulah Telkom secara konsisten melakukan kegiatan edukasi di banyak lokasi dengan varian program yang menarik.
Demikian dijelaskan GM UCSR-1 Sumatra, Overlis, Kamis (15/9) sore kepada Wartawan LKBN Antara, Evalisa Siregar, yang melakukan wawancara khusus dengan pimpinan Unit Consumer Service itu di Medan. LKBN Antara ingin mendapatkan gambaran seberapa besar pengguna internet saat ini di Sumatera serta peran apa yang dilakukan Telkom untuk mendorong pertumbuhan user internet.
Kata Overlis, pihaknya sangat menyadari angka user internet, khususnya yang menggunakan Speedy masih relatif kecil. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, seperti pemahaman banyak masyarakat bahwa internet belum menjadi sesuatu yang penting, aktivitas online belum menjadi kebutuhan dan kebiasaan dan mungkin terbatasnya kemampuan ekonomi.
Menyadari kondisi itu, Telkom menggelar berbagai media edukasi agar perkembangan ICT yang demikian cepat dapat dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik-baiknya. ”Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menggunakan internet. Misalnya, untuk mendapatkan informasi seperti berita maka dengan internet akan diperoleh secara on-time, mau belaja, mau transfer uang, bisa dilakukan dengan internet. Bahkan, kini untuk belajar dan mengajar sudah mulai dilakukan secara online. ”Tentu saja belajar secara online akan lebih efisien dan praktis,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan Wartawan LKBNA Antara, Overlis menjelaskan saat ini Telkom di Sumatera memiliki beberapa media edukasi. Pertama, media BLC – broadband learning center – ini adalah media belajar yang diberikan secara gratis. Banyak komunitas yang sudah memanfaatkan BLC Telkom ini untuk belajar. Kedua, MBLC – mobile broadband learning center - ini adalah layanan edukasi mobile. Dengan MBLC maka Telkom akan lebih mudah masuk ke komunitas yang jauh dari kota. Ketiga, Taman Digital. Taman ini merupakan media interaksi terbuka yang disediakan Telkom atau bekerjasama dengan institusi lain di luar Telkom. Ke empat, adalah IMC – internet modern Corner - Ini adalah media edukasi yang disediakan di Plasa Telkom. Overlis menjelaskan, di Sumatra, Telkom menargetkan sebanyak 5000 orang yang mengikuti pelatihan di BLC Telkom yang ada di beberapa kota besar di Sumatra. Program pelatihan di BLC selalui disesuaikan dengan kebutuhan peserta sehingga materinya dapat didiskusikan lebih awal.
Aceh
Kepada Wartawan LKBN Antara itu, GM UCSTR-1 Sumatera juga menjelaskan atusiasme pemerintah Aceh terhadap perkembangan ICT dan kebutuhan masyarakatnya. Untuk pengembangan taman digital di seluruh Aceh, Telkom Sumatra telah menandatangani kerja sama pengembangan taman digital di seluruh Kabupaten dan Kota di Aceh. Sebagai percontohan, Telkom sudah membangun taman digital di Taman Sari, Banda Aceh dan Takengon, Aceh Tengah.
Kerja sama Telkom dan Pemerintah Provinsi Aceh itu, kata Overlis dilakukan dengan cara pemerintah kota dan kabupaten menyediakan shelter taman digital, sedangkan Telkom menyediakan akses internetnya. Taman Digital itu merupakan aset pemerintah yang digelar secara gratis untuk kepada masyarakat. GM UCSRS-1 Sumatra ini memuji antusiasme pemerintah dan masyarakatnya dalam memanfaatkan teknologi digital itu. Diharapkan dengan perkembangan ICT yang demikian cepat, kata Overlis, dunia pendidikan, bisnis dan sosial di provinsi paling barat Indonesia itu dapat didorong lebih maju.
Demikian dijelaskan GM UCSR-1 Sumatra, Overlis, Kamis (15/9) sore kepada Wartawan LKBN Antara, Evalisa Siregar, yang melakukan wawancara khusus dengan pimpinan Unit Consumer Service itu di Medan. LKBN Antara ingin mendapatkan gambaran seberapa besar pengguna internet saat ini di Sumatera serta peran apa yang dilakukan Telkom untuk mendorong pertumbuhan user internet.
Kata Overlis, pihaknya sangat menyadari angka user internet, khususnya yang menggunakan Speedy masih relatif kecil. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, seperti pemahaman banyak masyarakat bahwa internet belum menjadi sesuatu yang penting, aktivitas online belum menjadi kebutuhan dan kebiasaan dan mungkin terbatasnya kemampuan ekonomi.
Menyadari kondisi itu, Telkom menggelar berbagai media edukasi agar perkembangan ICT yang demikian cepat dapat dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik-baiknya. ”Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menggunakan internet. Misalnya, untuk mendapatkan informasi seperti berita maka dengan internet akan diperoleh secara on-time, mau belaja, mau transfer uang, bisa dilakukan dengan internet. Bahkan, kini untuk belajar dan mengajar sudah mulai dilakukan secara online. ”Tentu saja belajar secara online akan lebih efisien dan praktis,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan Wartawan LKBNA Antara, Overlis menjelaskan saat ini Telkom di Sumatera memiliki beberapa media edukasi. Pertama, media BLC – broadband learning center – ini adalah media belajar yang diberikan secara gratis. Banyak komunitas yang sudah memanfaatkan BLC Telkom ini untuk belajar. Kedua, MBLC – mobile broadband learning center - ini adalah layanan edukasi mobile. Dengan MBLC maka Telkom akan lebih mudah masuk ke komunitas yang jauh dari kota. Ketiga, Taman Digital. Taman ini merupakan media interaksi terbuka yang disediakan Telkom atau bekerjasama dengan institusi lain di luar Telkom. Ke empat, adalah IMC – internet modern Corner - Ini adalah media edukasi yang disediakan di Plasa Telkom. Overlis menjelaskan, di Sumatra, Telkom menargetkan sebanyak 5000 orang yang mengikuti pelatihan di BLC Telkom yang ada di beberapa kota besar di Sumatra. Program pelatihan di BLC selalui disesuaikan dengan kebutuhan peserta sehingga materinya dapat didiskusikan lebih awal.
Aceh
Kepada Wartawan LKBN Antara itu, GM UCSTR-1 Sumatera juga menjelaskan atusiasme pemerintah Aceh terhadap perkembangan ICT dan kebutuhan masyarakatnya. Untuk pengembangan taman digital di seluruh Aceh, Telkom Sumatra telah menandatangani kerja sama pengembangan taman digital di seluruh Kabupaten dan Kota di Aceh. Sebagai percontohan, Telkom sudah membangun taman digital di Taman Sari, Banda Aceh dan Takengon, Aceh Tengah.
Kerja sama Telkom dan Pemerintah Provinsi Aceh itu, kata Overlis dilakukan dengan cara pemerintah kota dan kabupaten menyediakan shelter taman digital, sedangkan Telkom menyediakan akses internetnya. Taman Digital itu merupakan aset pemerintah yang digelar secara gratis untuk kepada masyarakat. GM UCSRS-1 Sumatra ini memuji antusiasme pemerintah dan masyarakatnya dalam memanfaatkan teknologi digital itu. Diharapkan dengan perkembangan ICT yang demikian cepat, kata Overlis, dunia pendidikan, bisnis dan sosial di provinsi paling barat Indonesia itu dapat didorong lebih maju.
Senin, 27 September 2010
Telkom Sumatra Kembangkan Taman Digital di Kabupaten
GM UCSR-1 Sumatra,Overlis, Senin (27/9) membuka secara resmi pelatihan STLP dI Learning Center, Medan, Jln Jamin Ginting, Medan. Pelatihan yang diikuti 34 orang dari beberapa unit bisnis yang ada di Sumatra itu akan berlangsung hingga Jum'at (1/10). Hadir pada pembukaan pelatihan, Kordinator Group Learning Program (GLP) Tengku Hedy Safina dan OM LC Medan Muhammad Yamin.
Overlis dalam ceramahnya menjelaskan kondisi persaingan dan potensi yang ada di Sumatra saat ini. Dengan potensi populasi penduduk sebanyak 50 juta jiwa maka seharusnyalah layanan broadband dapat tumbuh lebih besar. Diakui Overlis, tingkat persaingan bisnis data dan internet pun sudah nyaris sama dengan yang dihadapi UCSR-2 Jakarta karena semakin banyaknya kompetitor. Overlis juga menjelaskan berbagai hal yang dihadapi oleh Unit Consumer Service (UCS) Regional 1 Sumatra pas Transformasi Organisasi.
Menyangkut dengan bisnis data dan internet saat ini, jelas Overlis, ada tiga pilar penting yang menjadi ”kata kunci” untuk memenangkan persaingan. Ketiga pilar itu adalah ; (1) infrastruktur, (2) Chanel dan (3) Edukasi. Tiga pilar ini harus digarapa secara serius. Menyangkut dengan infrastruktur, Overlis mengatakan harus tersedia diseluruh lokasi pemasaran agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi. Dibeberapa area kondisi infrastruktur tersedia dengan cukup namun di beberapa area kondisinya sudah kritis. ”UCSR-1 bersama Diva dan Divisi Infratel sudah melakukan koordinasi untuk mengamankan alat produksi yang kritis tadi termasuk upaya-upaya meningkatkan kualitas lananannya,” jelas Overlis.
Pilar kedua adalah Chanel. Dalam bisnis telekomunikasi ke depan maka pengelolaan chanel harus dilakukan secara intensif. Saat ini, ada tujuh bentuk chanel ( Dealership, telemarketing, Co-Branding, Commaers Teritory, Community. Phone-ini/Web-in/SMS-in dan Walk-in Plasa) yang dikembangkan untuk mengamankan target sales Speedy. Namun demikian, chanel ”Pejuang” masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi sales Speedy di Sumatra.
Sedangkan pilar ketiga adalah : edukasi. Dengan populasi penduduk sebanyak 50 juta yang berdomisili di 1300 kecamatan, 151 kabupaten, 10 provinsi, adalah pasar yang potensial. Namun, pelanggan Speedy saat ini barulah 245 ribu SSL. Sedangkan pelanggan POTS saat ini mencapai 1,1 juta sst. Kata Overlis, pihaknya berharap, pelanggan Speedy dapat tumbuh hingga 50 % dari jumlah pelanggan POTS. ” Agar pelanggan Speedy dapat tumbuh signifikan maka masalah edukasi menjadi semakin penting,” kata Overlis.
Program-program edukasi yang sudah dilakukan adalah mengembangkan Layanan pelatihan Broadband Learning Center (BLC) diseluruh Kantor Telkom di tingkat Provinsi dan Kabuipaten. Dengan BLC ini, maka program edukasi dapat dilakukan lebih intensif karena diberikan secara gratis. Selain BLC, juga dilakukan pengembangan Taman Digital dan pemasangan Wi-Fi baik gratis mau pun berbayar di banyak lokasi. Overlis memberikan contoh, CSA Sumatera Barat yang selama kini gencar melakukan edukasi saat ini menuai hasil sales yang cukup besar.
Program edukasi dalam bentuk BLC dan Taman Digital dapat dilakukan melalui program kerjasama Pemerintah Kota dan Kabupaten serta komunitas-komunitas yang ada. Beberapa Taman Digital yang dibangun, seperti Taman Ahmad Yani, Medan, dilakukan kerjasama dengan Pemko Medan, Taman Digital Benai dilakukan kerjasama dengan Pemkab Taluk Kuantan, Taman Digital Taman Sari dilakukan kerjasama dengan Pemko Banda Aceh dan Taman Digital Engku Putri dilakukan bekerjasama dengan Pemko Batam. *** Syaiful Hadi – Medan
Overlis dalam ceramahnya menjelaskan kondisi persaingan dan potensi yang ada di Sumatra saat ini. Dengan potensi populasi penduduk sebanyak 50 juta jiwa maka seharusnyalah layanan broadband dapat tumbuh lebih besar. Diakui Overlis, tingkat persaingan bisnis data dan internet pun sudah nyaris sama dengan yang dihadapi UCSR-2 Jakarta karena semakin banyaknya kompetitor. Overlis juga menjelaskan berbagai hal yang dihadapi oleh Unit Consumer Service (UCS) Regional 1 Sumatra pas Transformasi Organisasi.
Menyangkut dengan bisnis data dan internet saat ini, jelas Overlis, ada tiga pilar penting yang menjadi ”kata kunci” untuk memenangkan persaingan. Ketiga pilar itu adalah ; (1) infrastruktur, (2) Chanel dan (3) Edukasi. Tiga pilar ini harus digarapa secara serius. Menyangkut dengan infrastruktur, Overlis mengatakan harus tersedia diseluruh lokasi pemasaran agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi. Dibeberapa area kondisi infrastruktur tersedia dengan cukup namun di beberapa area kondisinya sudah kritis. ”UCSR-1 bersama Diva dan Divisi Infratel sudah melakukan koordinasi untuk mengamankan alat produksi yang kritis tadi termasuk upaya-upaya meningkatkan kualitas lananannya,” jelas Overlis.
Pilar kedua adalah Chanel. Dalam bisnis telekomunikasi ke depan maka pengelolaan chanel harus dilakukan secara intensif. Saat ini, ada tujuh bentuk chanel ( Dealership, telemarketing, Co-Branding, Commaers Teritory, Community. Phone-ini/Web-in/SMS-in dan Walk-in Plasa) yang dikembangkan untuk mengamankan target sales Speedy. Namun demikian, chanel ”Pejuang” masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi sales Speedy di Sumatra.
Sedangkan pilar ketiga adalah : edukasi. Dengan populasi penduduk sebanyak 50 juta yang berdomisili di 1300 kecamatan, 151 kabupaten, 10 provinsi, adalah pasar yang potensial. Namun, pelanggan Speedy saat ini barulah 245 ribu SSL. Sedangkan pelanggan POTS saat ini mencapai 1,1 juta sst. Kata Overlis, pihaknya berharap, pelanggan Speedy dapat tumbuh hingga 50 % dari jumlah pelanggan POTS. ” Agar pelanggan Speedy dapat tumbuh signifikan maka masalah edukasi menjadi semakin penting,” kata Overlis.
Program-program edukasi yang sudah dilakukan adalah mengembangkan Layanan pelatihan Broadband Learning Center (BLC) diseluruh Kantor Telkom di tingkat Provinsi dan Kabuipaten. Dengan BLC ini, maka program edukasi dapat dilakukan lebih intensif karena diberikan secara gratis. Selain BLC, juga dilakukan pengembangan Taman Digital dan pemasangan Wi-Fi baik gratis mau pun berbayar di banyak lokasi. Overlis memberikan contoh, CSA Sumatera Barat yang selama kini gencar melakukan edukasi saat ini menuai hasil sales yang cukup besar.
Program edukasi dalam bentuk BLC dan Taman Digital dapat dilakukan melalui program kerjasama Pemerintah Kota dan Kabupaten serta komunitas-komunitas yang ada. Beberapa Taman Digital yang dibangun, seperti Taman Ahmad Yani, Medan, dilakukan kerjasama dengan Pemko Medan, Taman Digital Benai dilakukan kerjasama dengan Pemkab Taluk Kuantan, Taman Digital Taman Sari dilakukan kerjasama dengan Pemko Banda Aceh dan Taman Digital Engku Putri dilakukan bekerjasama dengan Pemko Batam. *** Syaiful Hadi – Medan
Rabu, 22 September 2010
Profil Overlis, cuplikan dari Majalah Inside Sumatra Juli 2010
Overlis, GM Telkom Divisi Consumer Regional 1 SumateraSemangat, Solid, Speed Up, Sukses dan Syukur by. Ekky Siwabessy (Majalah Inside Sumatera Juli 2010)
Entah iseng atau karena keadaan sulit, hingga seorang ayah yang harus berulang kali pindah menghindari konflik PRRI-Pusat yang mewabah di Riau daratan memberinya nama Overlis. Sebuah nama unik yang berbeda dengan nama delapan anaknya yang lain, yang lebih berbau Melayu.
“Aku kasih nama itu, karena waktu kamu lahir, kita sekeluarga pindah-pindah terus. Makanya namamu Overlis. Artinya kurang lebih over sana over sini”. Demikianlah Pak Overlis, GM Telkom Divisi Consumer Regional 1 Sumatera, menirukan ucapan ayahnya ketika ia sendiri mempertanyakan namanya yang ganjil bagi orang Melayu itu.
Namanya Overlis. Hanya “Overlis”, tanpa embel-embel apapun di belakangnya. Namun siapa sangka, nama yang berbeda dengan saudara-saudaranya itu memang benar-benar memberikan nasib yang berbeda pula pada seorang Overlis. Setelah dewasa, sesuai namanya yang bagi seorang Islam adalah doa, beliau memang di-over ke sana dan ke sini karena tuntutan karirnya yang semakin hari semakin mendaki. Hampir seluruh rentang Indonesia sudah ia jajaki demi tugas.
Tawa lebarnya merebak saat menyambut kami di ruang kerjanya di Gedung Divisi Consumer Regional 1 Sumatera, Jalan Prof. Yamin SH siang itu. Sikapnya yang lepas sangat menolong kami terbebas dari suasana formal. “Santai sajalah,” katanya sambil mengangkat sebelah kakinya dengan posisi suka-suka seperti berhadapan dengan teman lama.
Menggambarkan pribadi Overlis tidaklah sulit. Ia sangat terbuka, cuek, doyan mengobral tawa, dan jauh dari bayangan orang tentang sosok seorang GM Divisi Consumer Regional 1 Sumatera. Tapi menebak asal-usulnya jauh lebih sulit dari pada mengenal kepribadiannya. Dugaan awal kami bahwa ia adalah seorang Ambon, NTT, atau Manado, gugur semua. Memang, pria kelahiran tahun 1957 ini mengenal daerah-daerah timur itu dengan baik, sehingga semakin menguatkan sangkaan kami. “Saya ini orang Melayu asli, kampung saya di Indragiri Hulu,” katanya sambil menertawakan pikiran kami yang sangat ngawur.
Pak Overlis baru bekerja di posisinya sekarang sejak 8 Januari 2010. Di posisi sebelumnya, ia bekerja sebagai SM Marketing and Sales Regional Divisi 1 Sumatera yang masih menggabungkan divisi teknis jaringan dan consumer. Setelah Telkom melakukan restrukturisasi organisasi, maka kedua divisi ini dipisahkan, dan Pak Overlis terpilih sebagai general manager pertama bidang consumer untuk regional Sumatera. Oleh karena itu, dapat dimaklumi kalau beliau tidak merasa canggung lagi dengan posisi baru tersebut. “Saya sudah 18 kali pindah lokasi kerja. Hanya saja ruang lingkup kerja sebelumnya di daerah-daerah yang lebih kecil. Ini adalah tugas pertama saya untuk wilayah yang luas,” tutur ayah dari 3 anak ini.
Pengalaman berpindah-pindah tugas memberikan keuntungan tersendiri bagi Pak Overlis. Ia akhirnya menguasai berbagai bahasa daerah, mulai dari Bahasa Maluku, Minang, Jawa sampai Bahasa Sunda. Keuntungan lainnya, ia menjadi ahli menyesuaikan diri di kalangan pejabat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. “Karena sudah biasa pindah-pindah, saya merasa kemampuan sosialisasi saya menjadi semakin baik. Bukan karena saya pintar, tetapi karena tuntutan keadaan,” ujarnya merendah.
Bicara tantangan, kini saatnya bagi Pak Overlis menghadapi persoalan tertinggi dari seorang pemimpin, yaitu belajar membuat kebijakan. “Bagi saya, masalah adaptasi pada posisi baru sudah selesai. Sekarang saya dituntut membuat kebijakan-kebijakan produktif di bidang pelayanan konsumen. Secara umum, saya menyukai tantangan bekerja di BUMN ini, meskipun anak-anak saya harus mengenyam pendidikan yang berpindah-pindah. Malah, anak saya yang pertama sampai 6 kali pindah SD,” kenangnya.
Pak Overlis mengawali karirnya di PT Telkom melalui jalur Pengatur Muda Teknik Telekomunikasi (PMTNT) Bandung selama 2 tahun. Saat ini, PMTNT dikenal dengan STT Telkom. Setelah itu, ia bertugas di Bandung, di mana beliau melanjutkan sekolah tata usaha selama 1,5 tahun sebelum akhirnya diberikan lokasi dinas baru di Maluku pada tahun 1991.dan Tahun 1995 ikut sekolah orientasi sarjana di Bandung. Dan kembali pindah ke Sumatara
Di Ambon, tempat inilah Pak Overlis menimba pengalamannya sebagai Manager Marketing Telkom Ambon. Kemampuannya dalam pekerjaan betul-betul diasah di provinsi bagian timur Indonesia ini. Sebagai Manager, ia bertanggung jawab terhadap semua bidang, meskipun Ambon jauh lebih kecil cakupannya dibanding Sumatera atau regional lainnya.
Waktu-waktu luangnya di Ambon diisi dengan kegiatan memancing yang disukainya. “Waktu itu, hampir setiap hari saya pergi memancing di Teluk Kota Ambon bersama teman-teman. Senangnya bukan main. Sampai-sampai saya nggak sadar kulit saya perlahan-lahan bertambah hitam,” tuturnya.
Pak Overlis mengaku, masa dinasnya di Ambon merupakan saat-saat paling berkesan dalam hidupnya. “Awalnya saya dan keluarga sama sekali buta dengan Ambon. Ada gosip yang mengatakan di sana tidak ada kulkas dan TV, sehingga kami sampai memaketkan benda-benda itu ke Ambon. Tapi begitu sampai di sana, ternyata Ambon tidak begitu terbelakang seperti yang kami bayangkan. Ambon sudah maju, bahkan manusianya lebih disiplin dibanding kota-kota besar lainnya. Saya bahkan pernah dimarahi tukang becak di tengah kota karena sifat cuek saya menyeberang di zebra cross,” kenangnya sambil tertawa.
Di provinsi seribu pulau inilah Overlis belajar bergaul gaya orang Ambon. “Di sana orang-orangnya polos dan jujur serta gampang bergaul. Pendeknya di sana betul-betul asyik,” kata Overlis.
Keberhasilannya di Telkom Ambon mengantarkan Overlis ke posisi GM Kandatel Tarnate (Maluku Utara) sebelum akhirnya kembali ke Bandung pada tahun 1995. “Waktu kembali ke Bandung, teman-teman sampai bingung melihat perubahan warna kulit saya. Menurut mereka saya sudah mirip orang Maluku…ha…ha…ha…”
Sebelum pindah ke lokasi lainnya, Overlis sempat menyelesaikan kuliah S1 Ekonomi Universitas Islam Nusantara Bandung. Begitu selesai, penempatan ke lokasi baru langsung menyambutnya.
Setelah beberapa kali penempatan, akhirnya ia kembali menyapa Sumatera lewat Pekanbaru sebagai GM Kandatel Riau Daratan. Lalu merambah ke Kota Padang dengan posisi sebagai GM Kandatel Sumatera Barat. Di Ranah Minang, ia menyempatkan diri mengambil program S2 Ekonomi di Universitas Negeri Padang. “Mumpung otak saya masih mampu dan ada kesempatan, saya manfaatkan untuk belajar meskipun pilihan jurusannya sedikit aneh bagi orang-orang yang bekerja di dunia telekomunikasi,” tutur Overlis.
Tapi entah disadari atau tidak, dunia ekonomi yang dipelajarinya membuatnya lebih matang dalam bidang marketing. Setelah berturut-turut menjabat sebagai GM Kandatel di Siantar dan kembali ke Riau Daratan dengan jabatan yang sama, pada tahun 2006 ia dan keluarga pindah tugas ke Kota Medan. Saat itu, bidang marketing-lah yang diberikan atasan padanya. Gayung bersambut, tugas barunya ini dilaksanakan dengan baik hingga mendapat kredit khusus dari atasannya. Ketika akhirnya terjadi restrukturisasi organisasi di tubuh Telkom, Overlis dipercayakan menduduki jabatan GM Divisi Consumer Regional 1 Sumatera pada awal tahun ini.
Meskipun sekilas terlihat nyeleneh dan cuek, tapi Pak Overlis ternyata adalah orang yang disiplin. Untuk hal yang satu ini, beliau memegang prinsip 5S: Semangat, Solid, Speed Up, Sukses dan Syukur. Ia juga telah memperkenalkan 5 prinsip tersebut kepada para bawahannya sebagai pola pikir dan pola bertindak (semacam corporate culture).
Adapun strategi yang dilakukannya di tengah era handphone yang memicu turunnya penggunaan telepon rumah ini adalah menggenjot penggunaan internet melalui produk Speedy. Untuk itu, berbagai program telah diluncurkan seperti pemasangan free internet spot di taman-taman Kota Medan dan kota-kota kecil di sekitarnya seperti Binjai, Lubuk Pakam, Stabat, dan lain-lain.
“Kami juga meluncurkan produk Paket Tagihan Tetap (PTT) bagi para pelanggan Telkom. Value bagi pelanggan bisa sampai 20% dari rata-rata bayar dengan abodemen gratis dan SLJI gratis, tapi ada batas waktunya,” jelas Overlis bersemangat. Bicara soal keuntungan-keuntungan produk Telkom, pria ini menjadi sulit dihentikan. Ia tiba-tiba berubah menjadi seorang marketing yang berapi-api. Wah, kalau pimpinannya sudah begini, para staf dan karyawannya tentu harus lebih agresif lagi.
“Aku kasih nama itu, karena waktu kamu lahir, kita sekeluarga pindah-pindah terus. Makanya namamu Overlis. Artinya kurang lebih over sana over sini”. Demikianlah Pak Overlis, GM Telkom Divisi Consumer Regional 1 Sumatera, menirukan ucapan ayahnya ketika ia sendiri mempertanyakan namanya yang ganjil bagi orang Melayu itu.
Namanya Overlis. Hanya “Overlis”, tanpa embel-embel apapun di belakangnya. Namun siapa sangka, nama yang berbeda dengan saudara-saudaranya itu memang benar-benar memberikan nasib yang berbeda pula pada seorang Overlis. Setelah dewasa, sesuai namanya yang bagi seorang Islam adalah doa, beliau memang di-over ke sana dan ke sini karena tuntutan karirnya yang semakin hari semakin mendaki. Hampir seluruh rentang Indonesia sudah ia jajaki demi tugas.
Tawa lebarnya merebak saat menyambut kami di ruang kerjanya di Gedung Divisi Consumer Regional 1 Sumatera, Jalan Prof. Yamin SH siang itu. Sikapnya yang lepas sangat menolong kami terbebas dari suasana formal. “Santai sajalah,” katanya sambil mengangkat sebelah kakinya dengan posisi suka-suka seperti berhadapan dengan teman lama.
Menggambarkan pribadi Overlis tidaklah sulit. Ia sangat terbuka, cuek, doyan mengobral tawa, dan jauh dari bayangan orang tentang sosok seorang GM Divisi Consumer Regional 1 Sumatera. Tapi menebak asal-usulnya jauh lebih sulit dari pada mengenal kepribadiannya. Dugaan awal kami bahwa ia adalah seorang Ambon, NTT, atau Manado, gugur semua. Memang, pria kelahiran tahun 1957 ini mengenal daerah-daerah timur itu dengan baik, sehingga semakin menguatkan sangkaan kami. “Saya ini orang Melayu asli, kampung saya di Indragiri Hulu,” katanya sambil menertawakan pikiran kami yang sangat ngawur.
Pak Overlis baru bekerja di posisinya sekarang sejak 8 Januari 2010. Di posisi sebelumnya, ia bekerja sebagai SM Marketing and Sales Regional Divisi 1 Sumatera yang masih menggabungkan divisi teknis jaringan dan consumer. Setelah Telkom melakukan restrukturisasi organisasi, maka kedua divisi ini dipisahkan, dan Pak Overlis terpilih sebagai general manager pertama bidang consumer untuk regional Sumatera. Oleh karena itu, dapat dimaklumi kalau beliau tidak merasa canggung lagi dengan posisi baru tersebut. “Saya sudah 18 kali pindah lokasi kerja. Hanya saja ruang lingkup kerja sebelumnya di daerah-daerah yang lebih kecil. Ini adalah tugas pertama saya untuk wilayah yang luas,” tutur ayah dari 3 anak ini.
Pengalaman berpindah-pindah tugas memberikan keuntungan tersendiri bagi Pak Overlis. Ia akhirnya menguasai berbagai bahasa daerah, mulai dari Bahasa Maluku, Minang, Jawa sampai Bahasa Sunda. Keuntungan lainnya, ia menjadi ahli menyesuaikan diri di kalangan pejabat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. “Karena sudah biasa pindah-pindah, saya merasa kemampuan sosialisasi saya menjadi semakin baik. Bukan karena saya pintar, tetapi karena tuntutan keadaan,” ujarnya merendah.
Bicara tantangan, kini saatnya bagi Pak Overlis menghadapi persoalan tertinggi dari seorang pemimpin, yaitu belajar membuat kebijakan. “Bagi saya, masalah adaptasi pada posisi baru sudah selesai. Sekarang saya dituntut membuat kebijakan-kebijakan produktif di bidang pelayanan konsumen. Secara umum, saya menyukai tantangan bekerja di BUMN ini, meskipun anak-anak saya harus mengenyam pendidikan yang berpindah-pindah. Malah, anak saya yang pertama sampai 6 kali pindah SD,” kenangnya.
Pak Overlis mengawali karirnya di PT Telkom melalui jalur Pengatur Muda Teknik Telekomunikasi (PMTNT) Bandung selama 2 tahun. Saat ini, PMTNT dikenal dengan STT Telkom. Setelah itu, ia bertugas di Bandung, di mana beliau melanjutkan sekolah tata usaha selama 1,5 tahun sebelum akhirnya diberikan lokasi dinas baru di Maluku pada tahun 1991.dan Tahun 1995 ikut sekolah orientasi sarjana di Bandung. Dan kembali pindah ke Sumatara
Di Ambon, tempat inilah Pak Overlis menimba pengalamannya sebagai Manager Marketing Telkom Ambon. Kemampuannya dalam pekerjaan betul-betul diasah di provinsi bagian timur Indonesia ini. Sebagai Manager, ia bertanggung jawab terhadap semua bidang, meskipun Ambon jauh lebih kecil cakupannya dibanding Sumatera atau regional lainnya.
Waktu-waktu luangnya di Ambon diisi dengan kegiatan memancing yang disukainya. “Waktu itu, hampir setiap hari saya pergi memancing di Teluk Kota Ambon bersama teman-teman. Senangnya bukan main. Sampai-sampai saya nggak sadar kulit saya perlahan-lahan bertambah hitam,” tuturnya.
Pak Overlis mengaku, masa dinasnya di Ambon merupakan saat-saat paling berkesan dalam hidupnya. “Awalnya saya dan keluarga sama sekali buta dengan Ambon. Ada gosip yang mengatakan di sana tidak ada kulkas dan TV, sehingga kami sampai memaketkan benda-benda itu ke Ambon. Tapi begitu sampai di sana, ternyata Ambon tidak begitu terbelakang seperti yang kami bayangkan. Ambon sudah maju, bahkan manusianya lebih disiplin dibanding kota-kota besar lainnya. Saya bahkan pernah dimarahi tukang becak di tengah kota karena sifat cuek saya menyeberang di zebra cross,” kenangnya sambil tertawa.
Di provinsi seribu pulau inilah Overlis belajar bergaul gaya orang Ambon. “Di sana orang-orangnya polos dan jujur serta gampang bergaul. Pendeknya di sana betul-betul asyik,” kata Overlis.
Keberhasilannya di Telkom Ambon mengantarkan Overlis ke posisi GM Kandatel Tarnate (Maluku Utara) sebelum akhirnya kembali ke Bandung pada tahun 1995. “Waktu kembali ke Bandung, teman-teman sampai bingung melihat perubahan warna kulit saya. Menurut mereka saya sudah mirip orang Maluku…ha…ha…ha…”
Sebelum pindah ke lokasi lainnya, Overlis sempat menyelesaikan kuliah S1 Ekonomi Universitas Islam Nusantara Bandung. Begitu selesai, penempatan ke lokasi baru langsung menyambutnya.
Setelah beberapa kali penempatan, akhirnya ia kembali menyapa Sumatera lewat Pekanbaru sebagai GM Kandatel Riau Daratan. Lalu merambah ke Kota Padang dengan posisi sebagai GM Kandatel Sumatera Barat. Di Ranah Minang, ia menyempatkan diri mengambil program S2 Ekonomi di Universitas Negeri Padang. “Mumpung otak saya masih mampu dan ada kesempatan, saya manfaatkan untuk belajar meskipun pilihan jurusannya sedikit aneh bagi orang-orang yang bekerja di dunia telekomunikasi,” tutur Overlis.
Tapi entah disadari atau tidak, dunia ekonomi yang dipelajarinya membuatnya lebih matang dalam bidang marketing. Setelah berturut-turut menjabat sebagai GM Kandatel di Siantar dan kembali ke Riau Daratan dengan jabatan yang sama, pada tahun 2006 ia dan keluarga pindah tugas ke Kota Medan. Saat itu, bidang marketing-lah yang diberikan atasan padanya. Gayung bersambut, tugas barunya ini dilaksanakan dengan baik hingga mendapat kredit khusus dari atasannya. Ketika akhirnya terjadi restrukturisasi organisasi di tubuh Telkom, Overlis dipercayakan menduduki jabatan GM Divisi Consumer Regional 1 Sumatera pada awal tahun ini.
Meskipun sekilas terlihat nyeleneh dan cuek, tapi Pak Overlis ternyata adalah orang yang disiplin. Untuk hal yang satu ini, beliau memegang prinsip 5S: Semangat, Solid, Speed Up, Sukses dan Syukur. Ia juga telah memperkenalkan 5 prinsip tersebut kepada para bawahannya sebagai pola pikir dan pola bertindak (semacam corporate culture).
Adapun strategi yang dilakukannya di tengah era handphone yang memicu turunnya penggunaan telepon rumah ini adalah menggenjot penggunaan internet melalui produk Speedy. Untuk itu, berbagai program telah diluncurkan seperti pemasangan free internet spot di taman-taman Kota Medan dan kota-kota kecil di sekitarnya seperti Binjai, Lubuk Pakam, Stabat, dan lain-lain.
“Kami juga meluncurkan produk Paket Tagihan Tetap (PTT) bagi para pelanggan Telkom. Value bagi pelanggan bisa sampai 20% dari rata-rata bayar dengan abodemen gratis dan SLJI gratis, tapi ada batas waktunya,” jelas Overlis bersemangat. Bicara soal keuntungan-keuntungan produk Telkom, pria ini menjadi sulit dihentikan. Ia tiba-tiba berubah menjadi seorang marketing yang berapi-api. Wah, kalau pimpinannya sudah begini, para staf dan karyawannya tentu harus lebih agresif lagi.
Jumat, 02 April 2010
Internet Modern Corner
Medan, 2 April 2010
Pada dunia maya banyak bisa kita pelajari dan ketahui baik berupa data, maupun peluang untuk mendapat informasi secara cepat dan real time, namun masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan media internet untuk belajar dan mencari ilmu pengetahuan maka terjadi apa yang disebut dengan kesenjangan digital atau gagap technology.
Untuk memberikan akses internet dengan mudah maka Telkom Sumatera membuat tempat untuk akses internet yang diberi nama Internet Modern Corner(IMC) sehingga kita dengan mudah bisa akses ke internet, IMC tsb rencananya akan dibangun di 20 kabupaten dari 151 kabupaten yang ada di Sumatera, yang sudah dibangun yaitu di alun-alun Binjai, Stabat Kabupaten langkat, Lubuk Pakam Kabupaten Deli serdang, Medan, Batam, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung dll. Semua pejabat bupati dan walikota sangat mendukung kegiatan Telkom tersebut sehingga internet dengan media WiFi tersebut ramai dikunjungi masayarakat terutama para pelajar.
Rencananya bulan April 2010 ini akan dibangun di Kecamatan Benai Kabupaten Kuansing, pembangunannya sudah disetujui Lurah, Camat dan masyarakat di Benai,,,tinggal menunggu ijin dari bpk Bupati Kuansing,,mudah2an bpk Bupati Kuansing menyetujui dan mendukung pembangunan sehingga WiFi (Hotspot Internet) gratis tsb segera terwujud. Kami juga mengharapkan dengan dibangunnya WiFi tsb mendapat dukungan pemuda/di untuk memanfaatkannya sebagai media belajar bagi yang belum mengenal internet.
Langganan:
Postingan (Atom)